Selasa, 02 Mei 2017

PERAWATAN LUKA

PERAWATAN LUKA

A.       DEFINISI LUKA 
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari trauma luar dan masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan yang lainnya yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
 Dalam bahasa indonesia dikenal dengan kata luka, borok, koreng, dekubitus, dan lain-lain.

B.     Tujuan Melakukan Perawatan Luka
Tujuan untuk melakukan perawatan luka adalah :
  Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka.
  Absorbsi drainase.
   Menekan dan imobilisasi luka.
  Mencegah jaringan epitel baru dari cedera mekanis.
  Mencegah luka dari kontaminasi.
  Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing.
  Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien.

C.     KLASIFIKASI LUKA
a.       Luka Berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi
1.    Luka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau bedah.
2.    Luka tidak disengaja misalnya luka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja bisa dibagi menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan kelihatan. Seperti luka abrasi (akibat gesekan), puncture (akibat tusukan), hautration (akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering terjadi adalah luka episiotomi, luka bedah seksio caesarea atau luka saat persalinan.
b.      Luka Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi luka mekanik dan non mekanik.
1.  Luka mekanik terdiri atas:
a.    Vulnus scissum luka sayat benda tajam. Pinggir lukanya terihat rapi.
b.    Vulnus contusumluka memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul.
c.    Vulnus laceratum, luka robek  akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam.
d.   Vulnus puntureluka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar dibagian dalam luka.
e.    Vulnus sclopetorumluka tembak akibat tembakan peluru.
f.     Vulnus morsumluka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.
g.    Vulnus abrasioluka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
2.  Luka non mekanik terdiri
a.    luka akibat zat kimia
b.    Termik
c.    Radiasi
d.   Serangan listrik.

c.       Luka berdasarkan lamanya proses penyembuhan luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis
1.    Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka, diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar. Jika penanganan betul dan luka menutup dalam 21 hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis.
2.    Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya mengalami pemanjangan. Misalkan pada luka dengan dasar luka merah sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah vena maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas yaitu adanya jaringan nekroris (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna hitam.

D.    KONSEP LEMBAB
       Pada tahun 1962 prof. Dr. George D. Winter melakukan penelitian tentang efektifitas perawatan luka antara perawatan secara terbuka (kering) dengan perawatan secara tertutup (lembab). Hasilnya menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan konsep tertutup (lembab) dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan luka terbuka (kering). Lembab yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance). Hal ini disebabkan jika lembab yang seimbang tidak tercipta, maka akan terlalu lembab (basah) yang membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses penyembuhan luka tidak terjadi dengan optimal.
       Beberapa keuntungan prinsip moisture dalam perawatan luka diantaranya:
ü  mencegah luka menjadi kering dan keras
ü  meningkatkan laju epitelisasi
ü  menjaga pembentukan jaringan
ü  meningkatkan pembentukan jaringan dermis
ü  dapat menurunkan kejadian infeksi
ü  menurunkan nyeri
ü  mudah digunakan.

E.     PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Secara fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan penyembuhan sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process atau proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa tahap yang terjadi secara tumpang tindih, artinya sebelum selesai fase pertama sudah masuk fase berikutnya.Proses penyembuhan luka yaitu:
Ø  Tahap inflamasi akut terhadap cedera, berlangsung selama 0-5 hari Dimulai saat terjadinya luka dan terjadi proses hemostatis yang ditandai dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak.tanda-tanda inflamasi disekitar luka antara lain : kemerahan, hangat, bengkak,dan nyeri.
Ø  Tahap destruktif yaitu terjadi pembersihan  jaringan yang mati oleh leukosit, polimorfonuklear dan makrofag.
Ø  Tahap poliferatif  yaitu pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi luka. Berlangsung selama 5-21 hari, penampilan klinisnya antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi baik), kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru (epitelisasi) bewarna merah muda pada tepi luka.
Ø  Tahap maturasi  yaitu terjadi repetelisasi, kontruksi luka, dan organisasi jaringan ikat. fase ini berlangsung selama 21 hari - 2 tahun dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21 dan akan muncul bekas luka (scar) atau keloid (scar yang menebal) selama proses maturasi berlangsung.

F.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

v  Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1.    Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik utnuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2.    Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup.
3.    Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
4.    Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
5.     Nutrisi, merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
6.    Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebh lama.
v  Faktor yang menghambat penyembuhan luka
1.    Tehnik penanganan luka yang tidak tepat
2.     Rasa sakit
3.     Adanya penyakit lain misal : diabetes
4.    Kondisi kesehatan buruk
5.    Kondisi nutrisi buruk
6.    Minum alkohol, merokok
7.    Pemakaian obat-obatan
8.    Sirkulasi tidak lancar
9.    Lokasi luka sering bergerak





REFERENSI
Bahan ajar KDK II,PERAWATAN LUKA,UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analgesi Epidural

A. Pengertian Analgesia epidural Analgesia Epidural adalah Nyeri yang dirasakan selama kala satu persalina terjadi akibat kontraksi uteru...