PERAWATAN
LUKA
A.
DEFINISI LUKA
Kulit
merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari
trauma luar dan masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit,
yaitu suatu
keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu,
infeksi, dan yang lainnya yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam bahasa indonesia dikenal dengan
kata luka, borok, koreng, dekubitus, dan lain-lain.
B. Tujuan Melakukan Perawatan Luka
Tujuan untuk melakukan perawatan luka adalah :
Memberikan lingkungan yang
memadai untuk penyembuhan luka.
Absorbsi drainase.
Menekan dan imobilisasi
luka.
Mencegah jaringan epitel baru
dari cedera mekanis.
Mencegah luka dari kontaminasi.
Meningkatkan hemostasis dengan
menekan dressing.
Memberikan rasa nyaman mental dan
fisik pada pasien.
C. KLASIFIKASI
LUKA
a.
Luka Berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan
menjadi
1. Luka
yang disengaja misalnya
terkena radiasi atau bedah.
2. Luka tidak disengaja misalnya luka
terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja bisa dibagi
menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan kelihatan. Seperti
luka abrasi (akibat
gesekan), puncture (akibat
tusukan), hautration (akibat
alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering
terjadi adalah luka episiotomi,
luka bedah seksio caesarea atau luka saat
persalinan.
b.
Luka Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi
luka mekanik dan non mekanik.
1. Luka mekanik terdiri
atas:
a. Vulnus scissum, luka
sayat benda tajam. Pinggir lukanya terihat rapi.
b. Vulnus contusum, luka
memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul.
c. Vulnus laceratum, luka
robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam.
d. Vulnus punture, luka
tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar dibagian
dalam luka.
e. Vulnus
sclopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru.
f. Vulnus morsum, luka
gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.
g. Vulnus
abrasio, luka
terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
2. Luka non mekanik terdiri
a. luka
akibat zat kimia
b. Termik
c. Radiasi
d. Serangan listrik.
c.
Luka berdasarkan lamanya proses penyembuhan
luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis
1. Luka
akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka,
diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar. Jika penanganan
betul dan luka menutup dalam 21 hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka
akan jatuh pada luka kronis.
2. Luka
kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya mengalami
pemanjangan. Misalkan pada luka dengan dasar luka merah sudah 1 bulan (>21
hari) tidak mau menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena
diabetes, luka karena pembuluh darah vena maupun arteri, luka kanker, luka
dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas yaitu adanya jaringan nekroris
(jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna hitam.
D. KONSEP
LEMBAB
Pada
tahun 1962 prof. Dr. George D. Winter melakukan penelitian tentang efektifitas
perawatan luka antara perawatan secara terbuka (kering) dengan perawatan secara
tertutup (lembab). Hasilnya menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan
konsep tertutup (lembab) dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan
perawatan luka terbuka (kering). Lembab yang harus diciptakan adalah lembab
yang seimbang (moisture balance). Hal ini disebabkan jika lembab yang seimbang
tidak tercipta, maka akan terlalu lembab (basah) yang membuat kulit sekitar
luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses penyembuhan
luka tidak terjadi dengan optimal.
Beberapa
keuntungan prinsip moisture dalam perawatan luka diantaranya:
ü
mencegah luka menjadi kering dan keras
ü
meningkatkan laju epitelisasi
ü
menjaga pembentukan jaringan
ü
meningkatkan pembentukan jaringan dermis
ü
dapat menurunkan kejadian infeksi
ü
menurunkan nyeri
ü
mudah digunakan.
E. PROSES
PENYEMBUHAN LUKA
Secara
fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan
penyembuhan sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process
atau proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari
beberapa tahap yang terjadi secara tumpang tindih, artinya sebelum selesai fase
pertama sudah masuk fase berikutnya.Proses penyembuhan luka yaitu:
Ø
Tahap inflamasi akut terhadap cedera, berlangsung selama 0-5 hari
Dimulai saat terjadinya luka dan terjadi proses hemostatis yang
ditandai dengan pelepasan histamin dan
mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan
migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak.tanda-tanda inflamasi disekitar
luka antara lain : kemerahan, hangat, bengkak,dan nyeri.
Ø Tahap destruktif yaitu terjadi
pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit, polimorfonuklear dan makrofag.
Ø
Tahap poliferatif yaitu pembuluh darah baru diperkuat oleh
jaringan ikat dan menginfiltrasi luka. Berlangsung selama 5-21 hari, penampilan
klinisnya antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi
baik), kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru (epitelisasi) bewarna
merah muda pada tepi luka.
Ø
Tahap maturasi yaitu terjadi repetelisasi, kontruksi
luka, dan organisasi jaringan ikat. fase ini berlangsung selama 21 hari - 2
tahun dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21 dan akan muncul bekas
luka (scar) atau keloid (scar yang menebal) selama proses maturasi berlangsung.
F. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
v
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu:
1. Vaskularisasi mempengaruhi
luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik utnuk
pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat
proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang
cukup.
3. Usia, kecepatan
perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan
sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
4. Penyakit
lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan
ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
5. Nutrisi, merupakan
unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan zat gizi
yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses
epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai
kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan
lainnya.
6. Kegemukan, obat-obatan,
merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu
gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami
proses penyembuhan luka yang lebh lama.
v
Faktor yang menghambat penyembuhan luka
1. Tehnik
penanganan luka yang tidak tepat
2. Rasa
sakit
3. Adanya
penyakit lain misal : diabetes
4. Kondisi
kesehatan buruk
5. Kondisi
nutrisi buruk
6. Minum
alkohol, merokok
7. Pemakaian
obat-obatan
8. Sirkulasi
tidak lancar
9. Lokasi
luka sering bergerak
REFERENSI
Bahan ajar KDK II,PERAWATAN LUKA,UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar